Popular Topic

Dunia media sosial itu unik. Siapapun bisa menjadi siapapun dan berujar apapun. Saat ini sedang riuh ramai membicarakan pemilihan presiden 2014. Semua ingin ikut terjun berpolemik. Menunjukkan ada di sisi mana dan sekuat tenaga membela pilihannya. Seolah-olah kiamat ada di tangan para calon presiden. Hal ini sudah pernah saya bahas di post sebelumnya. Kali ini saya tidak ingin berbicara mengenai pilpres lagi. Kali ini kita membicarakan hal apa yang digemari banyak orang di media sosial, yang memancing orang untuk berkomentar, memberi like, atau share.

1. Konten seksual
Banyak konten seksual yang di like atau dihujani komentar kacangan. Kebanyakan yang menjadi konsumen konten seksual adalah masing-masing pribadi. Tak semua kontek seksual akan di share kecuali memang bernilai sesuatu (skandal, unik, dll). Konten ini pun tidak melulu pornografi. Pose seksi pun sudah termasuk konten seksual.

2. Bicara agama
Ini yang seru di Indonesia. Kalau kita bicara agama, apalagi yang menyinggung agama mayoritas, pasti ramai. Apakah itu menyangkut ajaran agama, dalil dan fatwa, pembelanya, hingga deviant ke sudut ekstrim fundamental maupun liberal. Pasti ada yang muncul sebagai pembela dan ada juga yang muncul sebagai apatis, kritis. Banyak yang berpendapat agama tak boleh di debat. Mungkin karena inilah yang bikin postingan yang menyangkut agama itu selalu seru.

3. Bicara politik
Politik di Indonesia itu menarik. Selain tong kosong nyaring bunyinya, banyak yang diliputi misteri. Skandal A tiba-tiba menguap. Si B yang dituduh korupsi ternyata divonis bebas, dll. Kebijakan pemerintah dan berbagai inovasi pemerintah yang serba tanggung, tidak menyentuh akar persoalan, dan cenderung bergaya pencitraan adalah bahan gosip paling sip.

4. Jargon/ prokem unik
Selalu ada ruang untuk mereka yang ingin tenar secara instan. Salah satunya ya menjadi unik/ norak. Posting video di YouTube dan tinggal duduk manis keunikannya menjadi viral. Nggak semua hal unik bisa menjadi viral yang cepat, tetapi selalu ada orang yang share. Seperti misalnya Video Polisi Menilang, atau video Eyang Subur adalah contoh konkrit. Untuk yang satu ini tak semua kalangan bisa benar-benar mengerti. Biasanya yang pertama kali girang dan giat menyebarkan adalah mereka kaum menengah, kaum urban, dan yang menjadi bagian dari kota metropolitan.

Kesimpulan ini tentu tidak melalui riset deduktif. Saya terlalu malas untuk sebuah riset saintifik. Semua saya buat berdasarkan pengamatan belaka. Ada yang mau menambahkan?

Leave a comment